Kamis, 05 Februari 2015

SWITCHING MODEL POWER SUPLY (SMPS)


Perbandingan Catu Daya Konvensional versus SMPS.

1. Dimensi dan bobot.

 Catu daya kuno terutama yang berdaya besar selalu mempunyai dimensi besar dan bobot yang berat (kapasitas menentukan dimensi dan beratnya), frekuensi kerjanya sama dengan jala-jala listrik 50-60 Hz. Sedangkan SMPS menggunakan frekuensi kerja jauh lebih tinggi pada 50 kHz- 500 kHz. Makin tinggi frekuensi berarti makin efisien kerjanya, sehingga membutuhkan trafo daya yang berukuran lebih kecil, ringan bobotnya. Dengan demikian ukuran peralatan yang menggunakan SMPS sebagai sumber dayanya pasti ukurannya lebih kompak.



2. Efisiensi, Tegangan dan Arus keluaran.
Tegangan keluaran catu konvensional tergantung pada tap pada trafo daya. Untuk tipe yang tak ter-regulasi, tegangan keluaran bervariasi tergantung pada beban arusnya. Sedangkan yang tergulasi, prosesnya menyebabkan disipasi daya transistor (berupa panas) hingga menurunkan daya guna, demikian juga rugi-rugi inti konduktor dan inti besi kern sangat besar, yang akhirnya semua itu bisa menghasilkan efisiensi hanya 30-40% saja.
Pada SMPS tegangan dengan mudah diset pada voltase berapapun dan pada arus berapapun sesuai dengan kapasitas terpasang tanpa banyak berpengaruh pada dimensi dan beratnya. Pada teknik pensaklaran SMPS, regulasi didapat hanya dengan mengatur lebar pulsa, dan karena transistor bekerja secara mati sepenuhnya atau hidup sepenuhnya, panas (dan rugi daya) yang timbul sangat minim. Kerugian yang ditimbulkan oleh kapasitor hanya tergantung pada esr (equivalen series resistans), sehingga nilainya relatif kecil. Rugi dari inti ferrit, inti konduktor dan drop tegangan dioda perata. Semua yang disebut itu adalah kontributor kerugian utama, namun dengan semua kerugian itu bisa menghasilkan efisiensi tipikal 60-80%. Dengan memperbaiki disain sirkit, kerugian masih dapat diminimalkan, hingga efisiensi 95% bukan hal yang mustahil tercapai.

3. Kompleksitas.
Hanya dengan trafo, dioda penyearah serta kapasitor perata, sudah bisa membangun catu DC tak teregulasi. Dan hanya dengan menambahkan satu IC + transistor dan kapasitor filter sudah terangkai catu stabil. Namun kesederhanaannya juga sebanding dengan performanya.   Sedangkan pada SMPS selain komponen tadi, diperlukan lebih banyak komponen, dan bertipe khusus. Induktor filter, NTC dan sebagainya yang semuanya dirangkai lebih komplek.  Namun bagusnya, kompleksitas juga sebanding dengan performanya, tapi belum tentu harganya, (Rating catu daya SMSP kapasitas besar bisa lebih murah dibanding catu konvensional dengan daya setara, namun performanya bisa jauh diatasnya).


4. Interferensi radio.
Frekuensi radio liar bisa muncul pada akibat penyearahan dioda pada beban berat. Rentang frekuensinya dari 50-60 Hz beserta harmoniknya bisa mencapai kanal tengah frekuensi audio, bisa dihilangkan dengan filter dengan LC/RC sederhana pada jalur keluaran. Sedangkan teknik pensaklaran SMPS menimbulkan frekuensi radio diatas bentang pendengaran yang bisa diatasi dengan filter radio pada jalur masuk dan keluaran unit, dan masih bisa dikurangi bila tata letak komponen tersusun baik.

 UNTUK MENSUPLY KEBUTUHAN ARUS POWER AMPLIFIER ANDA
KAMI HADIRKAN SMPS FULLBRIDGE 20A 90VOLT DC/CT
UNTUK INFORMASI DAN PEMESANAN HUB:

RUSDI BAHALWAN

081283407469/087886690409

PIN BB 22BE70B3

Email: rbahalwan0@gmail.com





Senin, 26 Januari 2015




D 900                        900 WATT   PADA 2 OHM
D 1K5                       1500WATT  PADA 2 OHM
D  2K                        2000 WATT PADA 2 OHM
D 3K2                       3200 WATT PADA 2 OHM
D 4K                         4000 WATT PADA 2 OHM
D 4K5                       4500 WATT PADA 2 OHM


Penguat kelas-D adalah sebuah penguat elektronik yang menggunakan pensakelaran transistor sebagai metoda utama untuk memberikan daya keluaran, tidak seperti penguat linier kelas-A, kelas-B, ataupun kelas-AB yang menggunakan resistansi aktif dari transistor. Oleh karena itu, penguat ini memiliki efisiensi daya yang lebih tinggi, dengan hasil tambahan berupa pengurangan benaman bahang yang dibutuhkan. Filter LC lulus bawah menghaluskan pulsa-pulsa keluaran pada beban.
Penguat kelas-D sering digunakan jika dibutuhkan keluaran berdaya tinggi.Dengan mengesampingkan kerumitan yang dibutuhkan, penguat kelas-D memberikan keuntungan berupa:
  • Efisiensi daya yang tinggi (mencapai ≥90%)
  • Pengurangan ukuran dan berat penguat.
  • Pengurangan borosan daya sebagai bahang.
  • Pengurangan ukuran benaman bahang (karen efisiensinya yang tinggi)
 
Efisiensi penguat kelas-D yang tinggi berasal dari kenyataan bahwa tingkat keluaran tidak pernah beroperasi pada keadaan linier atau aktif. Keluaran penguat kelas-D hanya terdiri dari keadaan HIDUP atau MATI. Ketika peranti hidup, arus yang mengalirinya maksimum, tetapi tegangan yang membentanginya idealnya nol, dan ketika peranti mati, tegangan yang membentanginya maksimal, tetapi arus yang mengalirinya nol. Karena borosan daya ditentukan dengan rumus Templat:Nowrap:''D''=''V''x''I'', pada kedua keadaan di atas, borosan daya adalah nol. Semua perhitungan di atas berdasarkan anggapan peranti ideal. Pada kenyataannya, selalu ada kerugian, baik karena kebocoran, penurunan tegangan, kecepatan pensakelaran, dan lain sebagainya. Tetapi itu semua terlalu kecil sehingga efisiensi tetap sangat tinggi.
Penguat jenis ini memberikan keluaran yang mengandung banyak desah harmonik dikarenakan modulasi lebar pulsa. Untuk memperbaiki keluaran, ini dapat difilter dengan menggunakan komponen yang semuanya reaktif (hanya kondensator dan induktor) dimana komponen tersebut menyimpan daya dari desah harmonik, tidak mengubahnya menjadi bahang, sehingga efisiensi dapat dipertahankan tetap tinggi.




HUBUNGI KAMI UNTUK PEMESANAN  
POWER AMPLIFIER CLASS D

PERUM BEKASI TIMUR REGENCY
JL. MURAI 9 BLOK. H23 NO.12 RT.009/015 KEL. CIMUNING KEC. BANTARGEBANG KOTA BEKASI HP. 0812 8340 7469/087 88 66 90 409
PIN. BB 22BE70B3
EMAIL : rbahalwan0@gmail.com
Fb. rusdybahalwan@yahoo.co.id